Untuk dapat melakukan fungsi mendeteksi gangguan dan
mengaktifkan alarm atau men-trip CB, rele proteksi
pada dasarnya mempunyai tiga komponen utama sebagai berikut.
1)
Elemen pendeteksi gangguan, bagian yang mengamati suatu
besaran apakah keadaannya normal atau abnormal,
2)
Elemen pengukur atau pembanding, bagian yang membandingkan
besaran yang dideteksi dengan keadaan ambang kerja rele,
3)
Elemen kontrol atau pemberi perintah, bagian yang memberi
perintah kepada pemutus atau CB, atau kepada piranti alarm gangguan.
Kaitan kerja
ketiga komponen atau elemen tersebut seperti pada Gambar 2.1.
Masukan ke detektor (1) dapat berupa besaran listrik
(arus, tegangan, dan sebagainya) atau bukan besaran listrik (suhu, tekanan,
atau aliran gas). Detektor harus menyesuaikan besaran tersebut dengan apa yang
dibutuhkan oleh komparator. Penyesuaian
besaran listrik umumnya menggunakan trafo arus atau CT (current transformer) atau trafo tegangan atau PT (potential transformer). Apabila masukan
(1) bukan besaran listrik, detektor tersebut berupa alat pengubah besaran
non-elektris ke besaran elektris.
Komparator (2) ada yang hanya memerlukan satu masukan,
misalnya pada rele arus lebih, tetapi ada juga yang memerlukan beberapa
masukan, misalnya rele deferensial. Masukan tersebut diperbadingkan, untuk
menentukan apakah rele tersebut harus memberi perintah (3) atau justru tidak.
Perintah diberikan hanya kalau hasil pembandingan melampaui ambang batas, dan
kondisinya benar-benar harus diisolir.
Keluaran dari komparator (3) umumnya masih perlu diolah
lebih lanjut supaya perintah itu cukup (mampu) untuk mengaktifkan alat-alat
pemberi tanda (alarm) atau untuk men-trip CB, sesuai dengan
kebutuhan, misalnya jumlah alarm atau CB yang diperintah,
perlu atau tidaknya tundaan waktu. Pengontrol harus melakukan tugas ini
sehingga keluaran (4) efektif untuk memberitahukan adanya gangguan atau
mengisolir gangguan yang dideteksi dengan men-trip CB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar