iklan

Jumat, 17 April 2015

Perbedaan antara Trafo ONAN dan ONAF

Trafo yang menggunakan liquid memiliki beberapa pilihan untuk pendinginan. Sesuai dengan standar ANSI/IEE Standard C57.12.00 mendefinisikan 4 kode huruf untuk mendeskripsikan atribut pendingin sebuah trafo.
Huruf pertama adalah media pendingin internal yang langsung berhubungan dengan windings/lilitan
  • O= mineral oil or synthetic insulation fluid with a fire point ≤ 300°C  / minyak atau fluida sintetis dengan titik pembakaran ≤  300°C
  • K = insulating fluid with a fire point > 300°C / fluida dengan titik pembakaran > 300°C
  • L = insulating liquid with no me3asurable fire point. / fluida tanpa titik pembakaran
Huruf kedua adalah mekanisme sirkulasi untuk media pendingin internal
  • N = Natural convection flow through cooling equipment and in windings
  • F = Forced circulation through cooling equipment and natural convention flow in the windings (also called “directed flow”)
  • D = Forced circulation through cooling equipment, directed from the cooling equipment into at least the main windings
Huruf ketiga adalah media pendingin eksternal
  • A = Air / udara
  • W = Water / air
Huruf keempat adalah mekanisme sirkulasi untuk media pendingin eksternal
  • N = Natural convection / konveksi natural
  • F = Forced circulation (Fans (air cooling) , pumps (water cooling)) / sirkulasi yang dipaksa bisa menggunakan fan untuk udara atau pompa untuk air

For example: ONAN designates an oil filled unit that has natural convection flow in the tank and utilizes natural air convection cooling externally.
 Contoh :
ONAN : oil natural air natural
ONAN menggunakan minyak untuk pendingin internal dengan konveksi natural di dalam tankinya dan menggunakan udara dengan konveksi natural untuk pendingin eksternal.
Jika trafo diatas menggunakan kipas untuk pendingin eksternal maka trafo tersebut adalah ONAF 
Sebuah trafo ONAN jika ditambahkan sebuah kipas untuk pendingin eksternal nya maka trafo tersebut menjadi ONAN/ONAF 
sumber : https://rullyfajri.wordpress.com/2012/05/28/perbedaan-antara-trafo-onan-dan-onaf/

seputar trafo

Pada saat penerimaan trafo baru, periksa hal-hal sebagai berikut:


Ø Keadaan tangki trafo

Ø Apakah terdapat kebocoran minyak trafo

Ø Kondisi dan kelengkapan daripada perlangkapan trafo

Ø Tinggi permukaan minyak trafo, gelas penduga (level glass)

Ø Baut dan mur apakah terpasang kencang, begitu juga dengan krangan pada trafo

Ø Apakah urutan fasa telah sesuai, baik sisi primer maupun sekunder atau chek name plate trafo

Pemeriksaan fisik sebelum pemasangan dan penyambungan.

a.   Periksa kembali apakah terdapat kebocoran minyak trafo, kencangkan baut dan mur, periksa alat-alat dan perlengkapan trafo

b.   Periksa keadaan silicagel (alat pengering udara); warna silicagel yang siap pakai adalah biru. Bila warnanya berubah merah, panaskan sicagel tersebut antara 150oC – 200oC sampai warnanya menjadi biru kembali

c.   Penyekat karet penutup flange silcagel harus dikeluarkan sebelum trafo digunakan

d.   Khusus type Sealed Tank, Pressure Vacuum Gauge memunjuk pada posisi antara +0.3 PSI sampai +0.5 PSI pada temperatur sekeliling 30oC

Pemeriksaan listrik sebelum pemasangan dan penyambungan trafo


a.   Periksa tahanan isolasi antara kumparan primer maupun sekunder dengan titik pentanahan dan antara kumparan tegangan tinggi dan tegangan rendah memakai alat ukur Megger. Sebelum di megger, bersihkan Bushing dengan lap kering atau cairan pembersih. Bila hasil megger rendah, perlu dilakukan pengeringan bushing dan sekelilingnya dengan menggunakan angin panas/kering

b.   Periksa kesempurnaan kontak rangkaian dari posisi komutator sedapan(manual off load tap charge) dengan menggunakan ohm meter. Chek posisi dari komutator dengan tegangan kerja yang diinginkan.

Cara pengoperasian;

·         Manual off load tap charge dapat diputar dengan terlebih dahulu mengendorkan sekrup pengaman yang berwarna merah dan kemudian mengangkat tombol hitam diputar keposisi tap yang dinginkan. Bila telah tepat pada posisi yang dikehendaki tombol hitam dapat diturunkan kembali dan sekrup pengaman dapat dipasang kembali atau dikencangkan lagi

·         Untuk sisi tegangan tinggi (primer) yang bertegangan tunggal hanya terdapat 1 buah kepala manual off load tap charge. Terdapat 5 buah posisi untuk tegangan sedapan yang di inginkan.

 

c.   Untuk kepastian bahwa setting tegangan pada komutator sedapan dan komutator tegangan kerja telah dilakukan dengan baik maka periksalah perbandingan trafo dengan jalan memberikan tegangan 380 V atau 220 V pada sisi tegangan tinggi dan ukurlah tegangan yang terdapat pada sisi tegangan rendah.

d.   Bila 2 atau lebih trafo akan dipararel,hal-hal yang perlu diperhatikan:

Ø Vektor group kedua trafo harus sama

Ø Rasio tegangan harus sama

Ø Polaritas dan rotasi harus sam

Ø Tegangan impedansi sama

Pemasangan dan penyambungan trafo

1.    Penempatan pemasangan trafo harus diperhatikan antara lain;

·        Hindara trafo dari tetesan / curahan hujan

·        Sediakan ruang dan sarana untuk pemasangan dan perbaikan trafo

·        Sediahkan cukup ruang diatas trafo minimal setinggi trafo. sehingga memungkinkan mengangkat core coil keluar trafo saat keperluan pemeriksaan

·        Udara sekeliling trafo harus diusahakan bersirkulasi

·        Trafo harus pada posisi rata dan tidak terendam air

2.   Penyambungan kabel-kabel terminal trafo harus menggunakan sepatu kabel yang sesuai, ini untuk menghindari panas dan kontak tak sempurna dengan terminal trafo tersebut. Baut dan mur sepatu kabel harus dikencangkan sempurna, penyambungan dilakukan sesuai dengan wiring diagram dan connection diagram seperti tercantum pada name plate trafo

3.   Tangki trafo digrounding dengan baik

4.   Switching inrush current yang terjadi saat dalam trafo berkisar dari 3 sampai 5 kali arus nominal trafo. Upaya untuk mengurangi switching in-current adalah sebagai berikut;

v Hindari penempatan trafo ditempat dimana medan magnet yang besar, umpamanya dibawah trafo terdapat kabel dengan arus besar, jika tidak mungkin dihindari dari medan magnet tersebut usahakan penyekatan dengan plate stainless steel.

Pemeliharan trafo

Pemeriksaan bagian luar

Ø Periksa dan telitilah sambungan ulir baut, keling press dan las apakah keadaannya memuaskan (jangan sampai ada rembesan, bocoran minyak)

Ø Periksa sambungan kabel/konduktor pada terminal-terminal dan pentanahan

Ø Periksa keadaan silcagel dalam alat pengering udara sedikitnya ¾ dari silicagel harus masih berwarna biru, kurang dari itu harus diganti seluruhnya atau diaktifkan kembali panas reaksi terjadi panas silicagel mencapai 150o-200oC sampai warnanya biru, periksa juga keadaan minyak dalam alat pengering udara ( +/- 3 cc minyak trafo). Tutup alat ini tidak boleh rapat

Ø Periksa tinggi permukaan minyak apakah masih berada diatas tinggi oli yang dianjurkan oleh level indikator.

Pembersihan

¬ Bersihkan isolator terminal dengan kain pembersih yang kering, tergantung dari keadaan debu kalau keadaan masih basah pergunakan cairan pembersih

¬ Pembersihan pada badan trafo secupnya terutama pada bagian-bagian gelas dan berminyak

¬ Pembersihan radiator dilakukan dengan udara bertekanan atau didaerah berdebu dengan detergen dan kemudian dihembus lagi dengan udara bertekanan

¬ Cat kembali bagian yang berkarat, perhatikan terutama radiator

Pemeriksaan peralatan trafo

Ø Periksa apakah termometer apakah masih bekerja dengan baik

Ø Periksa apakah contact point dari relay pengaman masih bekerja dengan baik

Pemeriksaan bagian dalam

Ø Pemeriksaan terhadap kualitas minyak trafo. Pengukuran tegangan tembus minyak dengan oil dielectric tester

Perbaikan

Hanya perbaikan kecil saja yang dapat dilakukan antara lain:

¬ Penggantian gelas penduga

¬ Penggantian bushing

¬ Penambahan dan pengisian minyak trafo

¬ Penggantian termometer

 

 

 

 

 

 

 

 

Teori singkat Transformator.

Prinsip kerja transformator

 

 

 


APABILA KUMPARAN PRIMER DIHUBUNGKAN DENGAN TEGANGAN MAKA AKAN MENGALIR ARUS BOLAK-BALIK I1 PADA KUMPARAN TERSEBUT, KARENA KUMPARAN MEMPUNYAI INTI, ARUS I1 MENIMBULKAN FLUKS MAGNET YANG BERUBAH-UBAH PADA INTINYA.

AKIBAT FLUKS MAGNET YANG BERUBAH-UBAH PADA KUMPARAN PRIMER AKAN TIMBUL GG

 

Lebih jelasnya “

Ø bila kumparan primer diberi tegangan maka akan timbul arus,

Ø dan arus itu menimbulkan medan magnet

Ø dan medan magnet akan melalui inti (kern)

Ø kemudian akan menginduksi kumparan sekunder

Ø maka akan timbul tegangan sekunder

Ø  


Dasar kerja trafo harus ada:

Ø Medan listrik ,

·        suatu konduktor yang dialiri arus listrik akan dikelilingi oleh medan magnit

·        variasi arus juga perubahan didalam medan magnit

·        bila arus membesar medan magnit tersimpan dan akan kembali keluar rangkaian pada saat arus menurun

Ø Garis gaya

·        Percobaan faraday menemukan adanya suatu “garis gaya magnit” yang menggambarkan arah bekerjanya kekuatan magnit

·        Dari percobaan diketahui bahwa bila flux magnit yang berubah-ubah memotong konduktor kumparan akan terjadi Electro Motif Force (GGL) terinduksi pada kumparan tsb

·        Besar tegangan yang terjadi tergantung jumlah lilitan dan besarnya flux magnit yang memotong kumparan

¬ Dasar kerja trafo adalah timbulnya tegangan akibat adanya medan magnit yang memotong kumparan tsb

 

Transformator:

Adalah  peralatan listrik yang dipergunakan untuk memindahkan energi listrik arus bolak balik dari satu sisi kumparan ke kumparan yang lain, tanpa ada yang bergerak.

Atau biasa disebut gandengan magnet

 

Bagian Trafo

bagian Aktif dan bagian yang tak aktif

Aktif : inti trafo dan kumparan

 

Inti besi :

Ø Berfungsi untuk mempermudah jalannya flux, yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan, dibuat dari beberapa lempengan besi tipis yang berisolasi untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh “eddy current”

 

Kumparan :

Ø Berfungsi sebagai alat transformasi tegangan dan arus, bila pada rangkaian primer dihubungkan dengan tegangan/arus bolakbalik maka pada kumparan tersebut timbul flux yang menginduksikan tegangan. bila pada rangkaian sekunder ditutup (rangkaian beban) maka akan mengalir arus pada rangkaian ini.

 

Tak aktif : bushing trafo, tangki dan reservoir minyak trafo, tap trafo,    tap changer (pengubah tap tegangan)

 

Bushing :

Ø Berfungsi sebagai penyekat antara konduktor dengan tangki trafo. Hubungan antara kumparan dan bagian luar trafo adalah konduktor.

 

Tangki konservator :

Ø Bagian ini untuk menampung pemuaian minyak trafo


Tap charge :

Ø Berfungsi perubah perbandingan trafo untuk mendapatkan tegangan operasi sekunder sesuai yang dinginkan dari tegangan jaringan / primer yang berubah-ubah. Jadi Tapping digunakan untuk menyesuaikan perubahan tegangan agar sesuai tegangan nominal yang dinginkan

 

Alat pernafasan trafo :

Ø Suatu proses dimana pengaruh naik turunnya beban trafo maupun suhu udara luar, maka suhu minyak akan berubah mengikuti keadaan tersebut, bila suhu minyak tinggi maka akan memuai dan mendesak udara diatas permukaan minyak keluar dari dalam tangki sebaliknya bila suhu minyak turun, minyak menyusut maka udara luar akan masuk kedalam tangki. Jadi permukaan minyak akan bersinggungan dengan udara luar yang akan menurunkan nilai tegangan tembus minyak trafo.


 

Jenis-jenis transformator

Dilihat dari beberapa macam antara lain:

Ø Berdasarkan letak kumparan terhadap inti

Ø Berdasarkan perbandingan

Ø Berdasarkan konstruksi inti

Ø Berdasarkan sistem pendingin

Ø Berdasarkan jumlah fasa

Ø Berdasarkan penggunaannya

 

Trafo 1.Fasa ada 3.macam tipe :

 Core tipe:

Ø kedudukan kumparan mengeliling inti 

Ø kumparan nya terpisah


Shell tipe  dan spiral core tipe :

Ø kedudukan kumparan dikelilingi inti

Ø kumparan nya menjadi satu


 

Trafo ratio :

Ø Perbandingan banyaknya belitan primer dan sekunder , tegangan primer dan sekunder.

                         =>      


Pengetesan polaritas trafo  :

Ø Dua terminal sisi tegangan tinggi dan sisi tegangan rendah dihubung teg AC dimasukan pada tegangan, ukur terminal yang berdekatan yang lain (teg rendah) apabila volt meter menunjuk lebih tinggi dari teg sumber maka polaritasnya penambahan (additive) atau searah dan apabila tegangan menunjuk lebih rendah teg sumber maka polaritasnya pengurangan (subtaktive) berlawanan


Fluksi bocor : 

Ø  Fluksi yang lewat udara

 

Trafo mendengung :

Ø Cerent tidak rapat

Arester :

Ø Untuk mengamankan transformator dari kerusakan isolasi kumparan akibat adanya tegangan surja yang terjadi, sehingga tegangan sisa yang tiba pada transformator tidak menimbulkan kerusakan.

 

Tahanan eqivalent  :

Ø Suatu tahanan primer/sekunder yang telah di transformasikan kebagian sekunder/primer


Rangkaian pengganti primer


Rangkaian pengganti sekunder

Pengetesan rugi-rugi trafo:

Test hubung terbuka :

Ø Sisi sekunder terbuka dan sisi primer dipasang alat ukur, masukan tegangan pada sisi primer, lakukan pengukuran dan daya yang terbaca merupakan rugi besi, ini biasa disebut test beban nol.


 

Alat ukur volt meter, amp meter, watt meter dipasang di sisi tegangan rendah dan sisi tegangan tinggi dalam keadaan terbuka (open circuit) sebelum pembacaan watt meter, regulator diatur sehingga tegangan masuk sama dengan tegangan nominal, yang ditunjukan oleh watt meter ialah rugi daya pada inti.

Test hubung singkat :

Ø Sisi sekunder dihubung singkat dan pada sisi primer dipasang alat ukur, masukan tegangan pada sisi primer lakukan pengukuran dan daya yang terbaca merupakan rugi tembaga


Alat ukur volt meter, amp meter, watt meter, dipasang pada tegangan tinggi dan tahanan pengatur tegangan (regulator) dipasang pada sisi tegangan tinggi, tegangan yg masuk hanya 5 % dari teg nominal

 

Rugi Inti ( rugi besi ) terdiri dari:

Ø Rugi Hysterisis

·        Rugi karena pengaruh bolak baliknya flux magnit

Ø Rugi arus Eddy (arus pusar)

·        Rugi kerena adanya arus sirkulasi pada inti

¬ Rugi histerisis yang disebabkan fluk arus bolak balik pada inti besi dan rugi arus pusar yang disebabkan arus pusar pada inti besi

¬ Rugi inti selalu tetap (constant) pada tiap beban dan dapat dilihat (diukur) dengan wattmeter dengan rangkaian sekunder terbuka (tanpa beban)

Rugi tembaga (copper loss) :

Ø Dinyatakan dengan rugi I2 R

Ø Rugi ini disebabkan oleh tahanan kumparan

Ø Karena pengaruh rugi adalah arus, maka rugi tembaga ini tergantung oleh beban, atau berubah-ubah sesuai dengan beban

¬ Arus beban yang mengalir pada kawat tembaga yang berubah-ubah maka rugi tembaga berubah-ubah menurut besar kecilnya beban

Rugi besi (inti): rugi histerisis + rugi arus pusar.     

Ø  Pi = Ph + Pe.                                                                               

                                    Efesiensi 

Ø Pada beban kosong sudah ada rugi besi yang terdiri dari;

Ø Rugi histerisis = kualitas bahan (ferro magnet)

Ø Rugi edy current = arus pusar (laminasi)

Ø Para magnetik & ferro manetik adalah bahan menarik magnet (bisa terinduksi)

Ø Diamagnetik adalah bahan menolak magnet

Untuk mengurangi rugi histerisis dan rugi arus pusar adalah:

Ø Mengurangi rugi histerisis dengan jalan membuat inti dari bahan baja silikon

Ø Mengurangi rugi arus pusar dengan jalan membuat inti dari lapisan-lapisantipis yang satu sama lain di isolasi misalnya dengan vernis

Effisiensi transformator adalah:

ØEffisiensi (h) =        Output 

                           Output + rugi-rugi   

h      =            Output

                           Output + rugi tembaga + rugi besi

Atau

h       =      Input – rugi-rugi  =   1 – rugi-rugi
Input                         input

ØEffisiensi % =      P out/P in     x 100%



Ø Semua input dan output, rugi-rugi dinyatakan dalam Watt, kW atau satuan daya lain