iklan

Jumat, 28 Oktober 2016

COMPETITION Vs COOPERATION

Hasil gambar untuk cooperation vs competitionMengapa indonesia sering menang olimpiade akademis kelas dunia (matematika, ipa, fisika, kimia, biologi,komputer, astronomi, dll) tapi sedikit yang sukses (menjadi pemimpin/ menjadi pribadi yang bermanfaat buat orang lain) ketika dewasa dan hanya menjadi pengekor sepanjang hayatnya.

Jum’at lalu kedua anak saya menerima report card dari sekolahnya Ronald Reagan Elementary School. Di indonesia namanya rapor.
Melihat keduanya dapat nilai-nilai yang sangat bagus sementara tidak tercantum info tentang ranking, saya tergoda bertanya ke salah satu gurunya. “anda sangat suka sekali berkompetisi. Dilevel  anak anda , tidak ada ranking2an. Tidak ada kompetisi. Kami mengajari mereka tentang cooperation alias kerja sama. Mereka harus bisa bekerja dalam team work dan mereka harus bisa cepat bersosialisasi dan beradaptasi. Mereka harus punya banyak teman. Lebih penting bagi kami untuk mengajari mereka story telling dan bagaimana mengungkapkan isi pikiran dalam bahasa yang terstruktur dan sistematis. Kami mengajari mereka logika dalam setiap kalimat yang mereka ucapkan.”
(dari sisni rupanya kenapa teman2 saya di kantor mentalnya “how can i help you?” hampir tidak pernah saya lihat jegal-jegalan. Dan di US , hampir smeua profesi mendapatkan penghasilan yang layak, tidak harus semua jadi “dokter” seperti di Indonesia. Semua orang boleh mencari penghidupan sesuai dengan passionnya, sehingga semua bidang kehidupan sangat berkembang maju karena diisi orang-orang yang bekerja denggan gairah).
Weleh... saya jadi ingat , memang pendidikan di negeri saya sangat kompetitif. Banyak ornag tua yang narsis memajang prestasi anak-anaknya di sosmed.
Tanpa disadari sebaian dari mereka nanti akan tumbuh menjadi orang-orang yang terlalu suka berkompetisi dan lupa bekerja sama. Kiri kanannya dianggap saingan dan dirinya harus menjadi yang terbaik.
Mending kalo dia mengembangkan dirinya supaya menang persaingan, yang ada kadang mereka menunjukkan baiknya diri dengan cara mengungkapkan jeleknya orang lain.
Kalo bukan kita siapa lagi , begitu jargonnya... Wuih , betapa arogannya, seakan-akan yang lain tidak mampu dan hanya dia yang mampu. Sakit mentalnya.
Aku menang... aku menang.... begitu suara anak-anak dari sebuah gang di ibukota. Entah permainan apa yang dimenangkannya..... entah kapan dia sadar bahwa hidup bukan melulu soal menang dan kalah


Bakersfied USA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar